Apa yang terjadi kalo kita nggak bisa pergi ke gereja lagi karena nggak ada lagi gereja yang diperbolehkan berdiri? (di beberapa negara, hal kayak gini udah terjadi, lho!).
Apa yang akan kita lakukan kalo kita merasa sendirian ketika menghadapi masalah? Bukankah hidup lebih ringan dan bahagia kalo kita punya sahabat yang memperhatikan kita dalam suka dan duka?
Taukah kamu kalo sebenernya ‘komunitas jemaat’ adalah gereja yang orisinil alias the original church, aslinya gereja! (dp, F!)
Komsel lagi booming lagi, lagi jadi trend di gereja-gereja di Indonesia, jangan sampe kamu belum ngeh juga deh.
Ampir semua gereja bikin yang namanya komsel, walopun pake nama yang beda-beda. Ada yang bilang komsel, sel-grup, kelompok kecil, kelompok tumbuh bersama, family altar, de el el. Tapi semuanya sebenernya sama ya komsel tadi itu. Di F!er edisi kali ini GF! bakal bahas tentang komsel mulai dari definisi sampe tips-tips biar nggak boring di komsel. Ok, shall we begin?
KOMSEL: APAAN TUH?
Komunitas sel ato yang sering disingkat komsel ato kadang disebut sel doang ato apapun namanya adalah sekelompok orang Kristen, biasanya berjumlah 20 orang atau kurang, berkumpul dipimpin oleh seorang pemimpin sel (itu kata wikipedia.org). Ada tiga hal yang jadi ciri khas komsel:
1. Anggotanya terbatas
Nggak kayak Ibadah Minggu yang sekali datang bisa banyak orang, di komsel yang datang paling cuman 5-10 orang. Jumlah anggotanya sengaja dibuat sedikit biar lebih gampang ngawasinnya en juga lebih gampang nentuin menu ‘makanan rohani’ yang harus dikasih (soalnya makin dikit ‘kan biasanya makannya sama…)
2. Komsel = persekutuan tiap waktu
Guys, kalo kamu perhatiin sejarah gereja dari zaman gereja mula-mula sampe sekarang, yang namanya komsel nggak pernah identik sama ibadah di gereja. Di zaman Perjanjian Lama komsel disebut jemaat yang ada di rumah, ato kadang-kadang cuman disebut jemaat doang. Makanya kalo di tulisan-tulisan selanjutnya GF! banyak nyebut ibadah di rumah, gereja di rumah, jangan heran soalnya itu nama lain komsel juga. Tapi, yang lebih esensi lagi ialah komsel itu persekutuan kita dengan teman-teman tiap waktu. Saling menjaga, saling akrab, saling menopang, dsb. Nggak cuman ketemu di gereja seminggu sekali.
3. Ada persekutuan yang kekeluargaan
Namanya juga ibadah di rumah, pasti suasananya juga kekeluargaan, rileks, nggak formal. Beda ama Ibadah Minggu yang kesannya lebih formal, komsel itu kesannya nyantai banget. Makanya nggak heran tiap kali pertemuan bisa ada makan-makannya.
KENAPA SIH GUE HARUS KOMSEL?
“Allah memberi tempat tinggal (families, KJV) kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan (gives the desolate a home in which to dwell, Amplified), sehingga mereka bahagia (prosperity, Amplified), tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.” (Mazmur 68:6)
Kenapa kita harus komsel? Apa cuman karena disuruh ama gereja? Ato karena kewajiban? Alasan kenapa kita komsel adalah karena itu rencana Tuhan sendiri. Waktu nyiptain kita, Tuhan taruh suatu kebutuhan di hati kita buat berkumpul ama orang laen, ato bahasa kerennya, kita itu butuh yang namanya komunitas. Menurut Pak Eddy Leo dan Kak Erwin Widodo, komunitas bukanlah sebuah pilihan tetapi keharusan. Manusia didesain buat berkomunitas, ada tiga alasan kenapa kita harus ikutan komsel:
1. Tuhan sendiri adalah sebuah komunitas sempurna: ada Bapa, Yesus dan Roh Kudus.
Waktu Allah nyiptain manusia, Ia menciptakannya serupa dan segambar dengan diriNya (baca Kejadian 1:26-27). Martin Luther pernah berkata, “Manusia diciptakan dengan kemampuan untuk membangun hubungan.” Atau dengan kata lain bahwa manusia diciptakan buat hidup di dalam gambar dan rupa komunitas kayak Allah adalah komunitas yang sempurna.
2. Manusia diciptain Tuhan sebagai mahluk sosial (Kejadian 2:18) “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja…”, udah dari sononya manusia itu adalah makhluk sosial, sejak lahir udah butuh orang lain.
Contohnya: seorang bayi yang baru lahir butuh ibu, butuh dokter/bidan, butuh perawat yang merawat di RS. Dan tentu saja sebagai manusia sosial, maka manusia memerlukan hubungan dan komunitas dengan orang lain.
3. Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kita buat hidup dalam komunitas.
Waktu Tuhan Yesus memulai pelayananNya, Dia membentuk komunitas yang anggotanya 12 orang yang kita kenal sebagai 12 murid Tuhan Yesus (baca deh Lukas 6:13-15). Sampai akhirnya terbentuk gereja mula-mula yang juga adalah sebuah ’komsel’.
Menurut Kak Erwin Widodo, di dalam Firman Tuhan jelas sekali akibat dari tidak tergabung dalam komunitas. Liat aja pengalaman Hawa, Elia dan Daniel.
· Kejadian 3:1-6 bercerita tentang Hawa yang sendirian pada waktu jatuh dalam dosa. Ini artinya kalo kita sendiri (nggak berkomunitas) maka kemungkinan kejatuhan karena serangan dosa dan kuasa gelap makin besar.
· Di dalam I Raja-raja19:1-4, Nabi Elia jadi lemah waktu sendirian en dapet ancaman bakal dibunuh ama Izebel, malahan dia kepingin mati aja.
Seandainya Elia ada teman atau komunitas yang bareng-bareng ama dia, maka pasti teman-temannya akan menguatkannya, sehingga Elia jadi lebih kuat. Kalo kita nggak berkomunitas, en kalo kita lagi ngalamin masalah atau pergumulan, maka kita akan ngerasa tekanan yang kita alami berat banget. Bisa-bisa malah pengen bunuh diri.
· Baca Daniel 2:16-19, Daniel pada waktu sendirian nggak bisa memecahkan masalah, tapi waktu dia bersama teman-temannya, maka masalah itu mudah diselesaikan.
Kalo kita nggak terhisap dalam komsel, maka kita akan sulit membuat perkara besar. Kemampuan kita terbatas kalo kita sendirian. Tapi kalo kita bersama-sama maka akan ada sinergi kekuatan yang besar.
Nah salah satu bentuk komunitas rohani yang Tuhan sediain buat kita itu namanya komsel. Komsel (komunitas sel) adalah keluarga rohani yang bikin kita bisa saling belajar banyak hal mulai dari membangun persekutuan pribadi dengan Tuhan (lewat saat teduh, baca Alkitab dsb), menolong kita membereskan dosa, berdoa, menasihati kita, memperbaiki karakter, membawa kita pada pengalaman yang berhubungan ama kuasa dan karunia Roh Kudus, bahkan dalam hal-hal dalam hidup sehari-hari kita, dll.
Terus dimana gue harus berkomsel?
Jawaban paling gampang ya di gereja dimana kita bergabung sekarang. Gimana kalo gereja kita nggak punya komsel?
Sebenernya semua gereja punya bentuk komselnya masing-masing, cuman namanya aja yang beda-beda. Tapi satu yang sama, semuanya sama-sama berbentuk kelompok kecil en nyediain tempat buat kita bertumbuh secara rohani. Kalo memang nggak ada, kenapa nggak bikin aja sendiri. So, tunggu apa lagi? Yuk kita gabung dalam keluarga Allah, dalam komsel/persekutuan yang ada di sekitar kita, sehingga pertumbuhan rohani kita dapat kokoh dan kuat.
No comments:
Post a Comment